Protected by Copyscape Duplicate Content Tool

Selasa, 13 Desember 2011

Pro dan Kontra seputar Anime

"Suatu saat nanti, aku akan menjadi raja bajak laut!"

Tahukah kalian siapa yang pernah berbicara seperti itu?
Yep, dialah Luffy, tokoh utama dari serial anime & manga berjudul One Piece. Serial hasil karya mangaka bernama Eiichiro Oda ini sudah menjadi hits di berbagai negara, dan menjadi serial manga & anime paling digemari & dinanti. Meskipun bercerita mengenai bajak laut, One Piece tidak serta merta hanya berisikan pertarungan, kekerasan, maupun peperangan saja.

Dari segi cerita, berbagai macam fantasi dan juga imajinasi yang dibagikan oleh Oda sensei melalui guratan tintanya sukses menghipnotis para pembaca manga & juga penonton setia anime nya. Banyak sekali unsur positif yang terselip di anime semacam One Piece ini. Persahabatan, Perjuangan, mimpi, harapan & cita-cita. Melalui anime ini, Oda sensei mengajarkan pada kita mengenai nilai hidup, pesan moral, hingga arti persahabatan & perjuangan.



Namun, apa lacur?
Komisi Penyiaran Indonesia pernah melabeli One Piece sebagai salah satu anime yang tidak layak tayang di Indonesia. Well...well...
Di postingan ini, saya tidak mengajak kalian untuk bicara soal One Piece kok... Saya cuma mengambil One Piece sebagai contoh saja. Bersama One Piece, ada Naruto, Bleach, Conan, hingga Deathnote yang harus menerima cap 'bermasalah' di beberapa stasiun tv kita.

Mengapa?
Apa yang salah dengan anime-anime itu?
Nah, ini dia yang hendak saya bahas disini.
Saya akui, saya bukan yang pertama bicara seputar masalah ini.
Hanya saja, jika kalian (termasuk saya) memang menyukai anime, maka sudah sewajarnya kita mulai berpikir lebih kritis lagi mengenai hal ini.

Biar saya bercerita sebentar.
Suatu ketika, pada saat saya tengah menonton anime (Naruto kalo nggak salah...), datanglah teman saya. Saya persilakan dia masuk, duduk diruang tamu, dan ngobrol sejenak. Ketika dia melihat ke arah layar tv saya, dia lantas nyeletuk seperti ini: "Ngapain kamu nonton kartun beginian? kayak anak kecil aja..." Yah, saya nggak terlalu bisa mendebat dia saat itu. Tapi, ketika esoknya saya berkunjung ke rumahnya, dia malah lagi nonton sinetron, dimana disitu bercerita tentang pesugihan, dan ada adegan orang lagi berantem dengan laba-laba 3D. What the....??? (Kalian tau kan, sinetron yang saya maksud?) Anime & sinetron khas indo. Menurut kalian, mana yang seharusnya mendapat label 'bermasalah'?



Menurut saya, inilah akar dari permasalahan ini.
Di persepsi sebagian besar orang Indonesia, anime dianggap sebagai kartun, yang diperuntukkan bagi anak-anak. Berbagai macam judul dan genre anime yang ada dipukul rata, seakan-akan semuanya itu hanya untuk anak-anak. Sehingga muncul sebuah anggapan bahwa anime memang acara untuk anak-anak.
Sebenarnya, tanggapan ini tidak sepenuhnya salah, dikarenakan memang ada banyak anime yang bobot ceritanya ringan, penuh adegan & karakter lucu, dan dipadu dengan animasi warna-warni yang menarik. Khas sekali dengan karakteristik anak-anak usia 6-9 tahun. Hanya saja, tidak semua judul anime seperti itu.

Untuk lebih mudah membandingkannya, mari kita ambil beberapa contoh.
Lihatlah anime berjudul Doraemon, Minky momo, P-Man, Ninja Hattori, hingga Bakabon. ceritanya ringan, simple, lucu, dan sangat mudah dimengerti. Jelas sekali bahwa anime-anime tersebut diperuntukkan bagi anak-anak.

Kemudian, mari kita tengok judul-judul lain, seperti One pIece, Naruto, Bleach, Dragon Ball, hingga Fairy Tail. Ada adegan kekerasannya, tapi masih dalam tahap wajar. Cerita yang menantang, tegang, dan penuh petualangan. Pasti ini diperuntukkan bagi penonton usia remaja, yang mulai berpikir kritis.

Lantas, bagaimana dengan Evangelion, Death Note, Detective Conan, Code Geass, Blood+ hingga Bakemonogatari? Kebanyakan dari anime-anime itu terselip unsur Gore, violent, pembunuhan, jalan cerita yang rumit, hingga terkadang terselip adegan-adegan vulgar. Jelas sekali, mereka tergolong dalam kategori anime dewasa.

Inilah dia, satu point penting yang menurut saya diabaikan oleh KPI.



Rating! Di Jepang, semua anime sudah tentu dikelompokkan menurut ratingnya. Sehingga, jam penayangannyapun berbeda-beda.
Masalahnya, rating tersebut seperti tidak berlaku di Indonesia. Pihak televisi membuat anime tersebut seolah-olah untuk anak-anak. Hal ini bisa dilihat dari jam tayang dan penayangan iklan. Mayoritas anime-anime remaja & dewasa ditayangkan saat jam anak-anak aktif di rumah (minggu atau sore hari) dengan iklan yang juga untuk anak-anak.

Hal yang terjadi berikutnyapun sudah bisa ditebak.
Bayangkan reaksi seorang ibu, yang tengah menyuapi anaknya di depan tv di hari minggu pagi, dan terbelalak kaget melihat adegan vulgar di anime ranma 1/2 yang luput sensor. Hal ini sudah pasti akan memberikan persepsi negatif dimata orang tua. Secara sepihak, mereka akan menilai, bahwa anime itu:
1. Penuh dengan unsur kekerasan
2. Merusak moral
3. Porno!!!
4. Nggak mendidik lah, Nggak bermanfaat lah, dsb...

Padahal, banyak tayangan buatan Indonesia yg jauh lebih tidak mendidik, seperti sinetron, film percintaan remaja juga film horor. Dikala tayangan-tayangan Indonesia tidak mendidik, KPI malah sibuk mengurusi tayangan luar tanpa mengurusi tayangan negeri sendiri (hanya sedikit dari banyak tayangan bermasalah negeri sendiri yang diurusi KPI).

Lantas, siapa yang salah?
Pihak stasiun televisi, badan lembaga sensor Indonesia & juga KPI harusnya lebih responsif dan peka mengenai masalah ini. Seharusnya sebelum ditayangkan, anime dikaji terlebih dahulu. Mengenai genre, dan juga ratingnya (jangan asal sensor melulu...). Ketika genre & rating sudah ditetapkan, maka baru bisa dipilih jam tayang yang tepat. Tidak sepatutnya anime-anime seperti Ranma, Shinchan, hingga Conan tayang di jam anak-anak.



Sudah pasti anak kecil bakalan melongo gak tahu apa-apa ketika melihat conan menjabarkan analisisnya didepan si pelaku. Sudah pasti si Ibu akan kelabakan mendapati tingkah anaknya yang coba-coba menggambar 'si gajah' gara-gara terpengaruh anime Crayon Shinchan. Sudah pasti si anak kecil bakalan meniru adegan-adegan kekerasan ala Naruto.

Jika hal semacam ini sudah terjadi, maka cap buruk langsung dialamatkan pada anime yang bersangkutan. Mereka akan menilai anime ini buruk, karena berisi adegan kekerasan, vulgar, pembunuhan, dan lain sebagainya, yang tidak pantas ditonton oleh anak-anak (Halooo??? perasaan anime-anime itu emang bukan untuk anak-anak, deh...). Buntutnya, beberapa judul anime top di Jepang justru tidak masuk, dan dilarang tayang di Indonesia.

Sejujurnya saya berpendapat bahwa kualitas serial di Indonesia sendiri tidak jauh lebih baik dari anime bahkan lebih buruk. Saya tidak akan menyebutkan nama, tetapi berulangkali saya selalu melihat beberapa sinetron yang membawa pengaruh negatif terhadap perkembangan otak. Yang ditayangkan kebanyakan adalah percintaan, gaya hidup konsumtif hingga obrolan-obrolan sampah yang tidak berkualitas.

Penyelesaian dari hal ini memerlukan perhatian lebih dari pihak stasiun televisi, dan juga KPI itu sendiri. Dengan penilaian & pengkajian mendalam mengenai judul anime yang hendak tayang, akan memberikan pemahaman & juga memberikan persepsi baru bagi masyarakat awam, bahwa anime tidak seutuhnya untuk anak-anak, dan anime tidak selalu memberikan pengaruh negatif.

Selain itu, selalu ada pesan moral yang terkandung dalam sebuah anime. Catat ini! DI hampir semua anime yang sudah saya tonton, selalu terselip nilai-nilai positif, yang benar-benar besar manfaatnya jika bisa diaplikasikan di kehidupan kita.
Beberapa sisi positif yang terdapat dalam anime adalah:
1. Anime mengajarkan kita untuk selalu berimajinasi.
Imajinasi itu penting! Bahkan, Einstein sendiri berkata bahwa imajinasi jauh lebih penting dibandingkan ilmu pengetahuan.
2. Anime mengajarkan kita bahwa kebaikan akan selalu menang. Klasik, memang. Tapi tunggu dulu... bukankah hal ini patut untuk ditanamkan dalam pikiran anak-anak sejak usia dini?
3. Anime mengajarkan berbagai hal penting seperti nilai persahabatan, pengorbanan, hingga perjuangan.

Sedangkan sinetron mengajarkan kita untuk.... eeenggg..... apa ya?
O, ya saya ingat. Sinetron mengajarkan kita untuk selalu:
1. Berpakaian tidak rapi disekolah
2. Dugem, & mabok-mabokan.
3. Berantem rebutan pacar.
4. Menjadi ortu jahat bin sadis, & gemar menyiksa
5. Percaya pada hal-hal gho'ib.
6. Naik Elang 3D kemanapun kita pergi.

Ha ha ha ha....
Menurut kalian, mana yang seharusnya pantas untuk dicap 'bermasalah'?



Jadi, sudah paham kan, point-point dari pembahasan kita diatas?
Kesimpulannya, Tidak semua judul anime layak untuk ditonton oleh anak-anak. Karena, sebagian merupakan anime yang diperuntukkan bagi pemirsa remaja, sebagian lagi dewasa. Jadi, jangan caci maki orang dewasa yang masih suka menonton anime, karena itu bukan hal yang salah. Selain itu, anime selalu punya nilai moral yang begitu bermanfaat jika diaplikasikan dalam kehidupan. Jadi, mentang-mentang adegannya berantem, jangan langsung men-judge bahwa anime itu tidak bermanfaat.

Ada pesan yang ingin saya bagi kepada bapak/ibu sekalian, yang seringkali melarang putra-putrinya untuk menonton anime.

jangan terus-terusan menyudutkan anime, dan mencapnya dengan berbagai hal negatif. Di Indonesia sendiri, banyak sekali acara yang dampaknya jauh lebih negatif jika dibandingkan dengan anime (Mau,saya jabarkan satu-per satu disini???). Dan ironisnya, orang tua kebanyakan justru 'menghalalkan' acara-acara semacam itu untuk ditonton oleh putra-putrinya. Sudah jelas, ada yang salah disini.

Lalu, untuk Lembaga negara independen yang bernama Komisi penyiaran Indonesia.

Kajilah setiap tayangan dengan lebih mendalam, baik itu tayangan yang berasal dari dalam maupun luar negeri. Tentukan ratingnya dengan benar (tayangan ini layak ditonton oleh siapa), dan pilihkan jam tayang yang tepat bagi tayangan tersebut. Jika hal-hal yang saya sebutkan tadi sudah dilakukan, maka saya yakin tak akan lagi muncul masalah semacam ini.

Terakhir, saya berpesan pada pembaca sekalian.
Jika kalian adalah anak-anak, tontonlah anime sewajarnya. Dalam artian, tidak semua judul bisa kalian telan. Untuk beberapa judul, ada baiknya jika kalian minta didampingi oleh orang tua. Jika anda adalah orang tua dan memiliki anak yang hobi menonton anime, maka jangan khawatir. Anime bukan racun bagi anak anda, asal anda selektif, dan paham mengenai nilai moral didalamnya yang bisa diajarkan pada anak anda. Dan, jika anda adalah orang dewasa yang masih mencintai anime, jangan khawatir. Anda normal. Teruslah berimajinasi, dan teruslah menikmati alur cerita yang tersaji.

Sekian, sampai jumpa lagi di artikel selanjutnya.

Posted originally by:
Animovies.

20 komentar:

  1. setuju banget sama agan..
    mending sinetron brenti tayang aja dh

    BalasHapus
  2. @ GusDiv: Sayangnya,sinetron mungkin akan tetap tayang untuk beberapa waktu kedepan ni.... jika peminatnya masih banyak,itu pasti... :(

    BalasHapus
  3. Baner bang febrian. Semua sinetron Indonesia gak bermutu

    BalasHapus
  4. sinetron yg kulihat skrng dari jam tayang awal smpai akhir ndak berhenti dengan intrik-intrik dan kelicikan
    (sy smpe muak tapi heran sm mace ==" msh aj nnton, untuk FTV msh mending tpi kdang2 ada yang aneh jg ckck)

    sinetron indonesia makin ndak mutu tapi syangnya kok banyak yang nonton?? pantesan aja banyak moralnya orang indon parah smua ckck

    BalasHapus
  5. @ Anonim: Bukan semuanya kok, masih inget kan, dengan judul2 seperti deru debu,jalan makin membara, hingga karmila? sinetron era 90an tsb begitu luar biasa menurut saya... hanya saja,dewasa ini semakin lama semakin turun mutunya... :(

    BalasHapus
  6. @ Mega Man: Mengapa demikian? well... anda bisa baca artikel saya yg berjudul "Sinetron ancur hasil plagiat Indonesia". Semua sudah saya jabarkan disana... he he he

    BalasHapus
  7. setuju banget gan, anime tidak seharusnya di-judge buruk seperti ituu...
    apa yg salah dgn menonton anime, toh itu tidak haram, knp mesti malu, kitakan tdk mencuri atau merampok..

    ngomong2 soal sinetron, bener banget kalo skrang banyak sinetron yg 3D di tv, masa ustad bisa terbang dan melawan naga/pegasus... (pake lagu india pula, yg ujung2nya gk ngehits)

    sinetronnya pasti tukeran anak laa, jodohin anak, tiap kali psti ada konflik.. tiap gr ketemu terus sama musuh, mana jrng dilaporkan ke polisi, pokoknya skarang makin parahh..

    gue sangat suka anime, apalagi yang punya pesan moral keg spirit away, the girl who leapt the time, one piece..
    Hidup ANIME!!

    BalasHapus
  8. mau diliat dari segi mana jg bagusan anime daripada sinetron. .dari segi cerita mungkin anime kesannya fiktif or khayal, ,apalagi format nya gambar kartun. .tp sinetron jg lebih ngayal malah walo yg maen manusia. .dari segi cerita jg ga ada mendidiknya. .cenderung hedonis. .udah gt karakter antagonis jahat nya naudzubillah, ,ngalahin setan. .lha protagonis nya baek nya ampun-ampunan ngalahin malaikat. .sinetron biasa parah abis. .sinetron religi jg (no offense) kesannya maksain. .apalagi yg ada bumbu mistis nya. .amit2 dah. .adik sepupu temenku malah umur 3 taun doyannya udah nonton Tutur Tinular 2011 gara2 emak nya ngikutin sinetron ntu. .ampun. . x_X

    lha anime walo ga real tp tiap anime passti ada pesan moral nya. .jauuuuuh banget dari sinetron. .kalo disuruh milih nonton yg pemeran real manusia gt, ,daripada nonton sinetron mah ane mending nonton drama korea. .ceritanya simpel n ga ribet, ,trus ga pake adegan close up wajah kaget or marah sambil slow motion kyk shitnetron kita wkwkwkwk :D

    BalasHapus
  9. say no to shitnetron!!!
    say yes to anime n DraKo a.k.a Drama Korea!!!
    wkwkwkwkwk piss :D

    BalasHapus
  10. @ All: Komennya banyak juga ya,jadi saya reply nya sekalian aja ya... he he intinya, menonton anime seharusnya tidak menjadi hal yang kontradiktif, jika didasarkan pada segmentasi audience dan juga jam tayang yang tepat. Viva anime,....!!!

    BalasHapus
  11. Saya suka banget + Setuju sama ulasan admin diatas a.k.a bang Febrian ya?? Hmm Bener juga sih sinetron lebih banyak hal2 anehnya dibanding anime! Pokoknya sih saya cuman bisa say no buat sinetron alay nan lebay yang malah digemari saat ini,itu adek saya baru kelas 2 SD Cowok lagi,suka banget ntuh nonton sinetron P*tih Ab*2 di S*** gara-gara ngikut temennya di sekolah,lah saya?? Wah saya malah dibilang kayak anak kecil gara nonton anime,teman saya sering bilang saya tak gaul karena tak gemar menonton sinetron,But hello?? Mereka lebih sering mengecap anime=Kartun,kalo saya sih agak tidak setuju dengan pernyataan tersebut,karena menurut saya Kartun dan Anime itu udah jelas beda,Kartun dri USA Anime dri Japan,hehe ceritanya pun seru Anime dripada kartun!! And Then aku juga mau minta maaf baru comment,karena baru baca sih! Hehe Akhir Kata,,ehmm
    'Keep Writing' aja deh!! ^^

    BalasHapus
  12. @ Anonim: Okeee...., thanks bwt commentnya!! maju terus anime!!

    BalasHapus
  13. hahha.. mirip ama kejadian gw,, gw pernah dibilang Bocah cuma gara-gara nonton anime,, karna gw udah kesel, gw suruh temen gw nonton SuZumiya Haruhi movie, pas gw tanya ngerti apa ngga?? jawabannya ngga.. hahaha..

    BalasHapus
  14. Gile gan. Setuju banget. Gw juga liat sinetron2 di Indo sekarang tuh bikin orang berimajinasi, tapi yang gak masuk akal. Sebagai Otaku, gw cm mo nambahin info dikit. Bukan cuma buat remaja, ada anime yg dibilang 'Hentai' ato 'Ecchi' yang khusus buat orang dewasa. Kalo mau sebut judul, ada anime judulnya 'Cream Lemon'. Asli, tuh anime bener2 buat orang dewasa.

    BalasHapus
  15. Seharusnya Indonesia harus lebih mengatur jadwal tayang anime-anime tertentu, jika tidak maka akan terjadi hal seperti yang dikatakan tadi dan juga seharusnya tayangan-tayangan di Indonesia pun harus lebih mendidik juga seperti di era tempo doeloe, kalau masih seperti sekarang mending KPI melarang beredarnya sinetron yang selalu ada unsur cinta-cintaan yang sebenarnya tidak cocok untuk anak kecil. Jadi, kesimpulannya tayangan2 seperti ini harus di atur jadwalnya agar tidak bertabrakan dengan tayangan untuk anak-anak..

    BalasHapus
  16. setuju sekali karena sering kali permasalahan ini hanya dipandang dari satu sisi saja.

    BalasHapus
  17. mau tau lebih dalam ttg anime ? kunjungi http://lawshoppu.blogspot.com/ blog tempat membahas anime dan juga menjual berbagai merchandise anime

    BalasHapus
  18. Dengan nonton anime saya jadi bisa kreatif loh di kampus

    BalasHapus
  19. sampe sekarang sinetron masih merajalela, emang sih karena org indonesia kebanyakan sukanya sinetron. Semua sinetron mah sama, gak ada bedanya, gampang ditebak, protagonis terlalu baik dan antagonis terlalu jahat. Kenapa ya gak ada yg inisiatif buat sinetron yg beda sama bermanfaat?

    BalasHapus